Apa Itu Pitak? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya

Apa Itu Pitak? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya

Apa Itu Pitak? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya

Pernah menemukan bagian kulit kepala yang tiba-tiba tampak kosong tanpa rambut? Nah, kondisi ini dikenal sebagai pitak atau dalam istilah medis disebut alopecia areata. Pitak terjadi ketika rambut rontok di satu area tertentu, biasanya berbentuk bulat atau oval. Meskipun umumnya tidak menimbulkan rasa sakit atau gangguan kesehatan serius, pitak bisa berdampak pada rasa percaya diri, apalagi jika terlihat jelas.

Pitak bisa muncul secara perlahan atau tiba-tiba. Pada beberapa kasus, rambut bisa tumbuh kembali dalam hitungan bulan, namun ada juga yang butuh waktu lebih lama. Karena itu, memahami penyebab dan cara mengatasinya sangat penting agar kondisi ini tidak semakin parah dan rambut bisa tumbuh kembali dengan sehat.

Penyebab Rambut Pitak

Ada berbagai faktor yang bisa memicu munculnya pitak. Salah satunya berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh yang menyerang folikel rambut secara tidak sengaja. Tapi selain itu, beberapa hal lain juga bisa menjadi pemicu:

1. Faktor genetik

Jika ada anggota keluarga yang mengalami kondisi serupa, kemungkinan kamu juga bisa mengalaminya. Beberapa gen tertentu berhubungan dengan respons imun yang berperan dalam munculnya alopecia areata.

2. Kekurangan vitamin D

Vitamin D berperan penting dalam kesehatan folikel rambut. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang dengan pitak cenderung memiliki kadar vitamin D yang rendah. Kondisi ini juga bisa berkaitan dengan risiko penyakit autoimun.

3. Stres

Tekanan psikologis yang berat bisa memengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh, termasuk hormon yang memengaruhi folikel rambut. Inilah alasan mengapa stres sering disebut sebagai salah satu pemicu pitak.



4. Perubahan hormon

Perubahan hormon akibat kehamilan, menopause, PCOS, atau gangguan tiroid juga bisa menyebabkan kerontokan rambut yang berujung pada pitak. Hal ini karena folikel rambut cukup sensitif terhadap fluktuasi hormon.

5. Infeksi jamur pada kulit kepala

Tinea capitis atau infeksi jamur bisa menyebabkan peradangan dan gangguan pertumbuhan rambut. Jika tidak ditangani, infeksi ini bisa membentuk jaringan parut yang menyumbat folikel rambut dan menyebabkan kebotakan di area tertentu.

Cara Mengatasi Pitak

Meski pitak bisa pulih dengan sendirinya, penanganan yang tepat bisa membantu mempercepat pertumbuhan rambut dan mencegah kondisi ini muncul kembali. Penanganan bisa dilakukan secara mandiri maupun dengan bantuan medis, tergantung pada tingkat keparahannya.

Perawatan mandiri di rumah

Beberapa langkah sederhana bisa kamu lakukan untuk merawat rambut yang mengalami pitak, seperti:

  • Memijat kulit kepala dengan minyak esensial untuk melancarkan aliran darah ke folikel rambut.

  • Menjaga pola makan dengan memperbanyak asupan protein, zat besi, biotin, dan vitamin D.

  • Menghindari stres berlebih dengan rutin melakukan aktivitas relaksasi seperti meditasi ringan atau olahraga.

  • Melindungi kulit kepala dari paparan matahari langsung, misalnya dengan menggunakan topi atau tabir surya khusus kulit kepala.

  • Menghindari kebiasaan mencabut rambut yang bisa memperburuk kondisi pitak, terutama jika kamu memiliki trikotilomania.

Anti Rambut Pitak dengan Kelaya

Pitak memang bukan kondisi medis yang berbahaya, tapi bisa berdampak pada kenyamanan dan kepercayaan diri. Mengenali penyebab dan cara penanganannya bisa membantu kamu menjaga kesehatan rambut dengan lebih baik. Semakin cepat ditangani, semakin besar peluang rambut untuk tumbuh kembali secara optimal.

Untuk membantu merawat rambut dan mencegah pitak, penting untuk memilih produk perawatan yang tepat. Salah satu pilihan yang bisa kamu coba adalah Kelaya Hair Treatment Shampoo.

Diformulasikan dengan bahan alami seperti lidah buaya dan ekstrak kemiri, sampo ini membantu mengatasi kerontokan, merangsang pertumbuhan rambut baru, serta menjaga rambut agar tetap sehat dan kuat. Mulai rawat rambutmu dari sekarang agar terhindar dari masalah pitak di kemudian hari.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Please note, comments must be approved before they are published